-Kematian
Jack Loarde 2#-
Tumpukan
batu bukan jadi masalah baginya, ranting-ranting sudah tidak terasa didempal
kakinya, sudah tidak sama sekali menghiraukan darah yang mengalir dikakinya.
Itu terasa menyedihkan bagiku, ketika aku dalam rahimnya dan dia berlari
sekencang-kencangnya untuk melarikan diri dari dukun yang kejam itu. Ibuku
masih hidup, ibuku masih berlari kencang membawaku diperutnya. Dengan
menggunakan gaun putih yang sudah lusuh terciprat darah dan terlumuri tanah
disekitar gaunnya, sudah tidak terlihat seperti keindahan diawal ibuku
memakainya. Menangis lah dirinya namun rasa takutnya membuat dia tidak boleh
lemah, dia harus tetap menyelamatkan dirinya, terutama menyelamatkan diriku
yang ada dalam rahimnya.
Cukup
jauh dari perkampungan dia berlari semakin melemah, dia berlari sambil
merasakan kesakitan karena usia kandunganku sudah cukup tua. Entah apa yang
akan terjadi dipikirannya, hanyalah ingin tetap hidup yang terngiang dalam
benaknya, tak sama sekali ingin melakukan hal yang lainnya. Antara kematian
dengan bertahan hidup sangatlah berbanding tipis. Mungkin saja ibuku lelah dan
berpengaruh terhadap kandungannya, aku pun langsung kembali menutup usiia dalam
kandungannya, ataupun dapat bertahan hidup dalam kesendirian tanpa keluarga
yang ternyata sudah punah.
Duduk
lah dia disebuah bukit dekat pohon yang sudah mati, hanya bersisakan dahan dan
rantingnya. Merasakan mual bukan hal yang biasa saat memiliki kandungan, saat
itu dia merasakan mual yang luar biasa, biasanya bisa tertahankan akan tetapi
pada saat itu dia sama tidak bisa sama sekali menahan rasa mualnya, kemungkinan
aku akan lahir pada saat itu, tetapi ibuku tidak ingin dia melahirkan ku pada
saat itu, bukan karena keadaannya sedang dalam bahaya, tetapi dia tidak sama
sekali mengerti tentang melahirkan anak, karena aku adalah anak pertamanya.
Ternyata
benar, darah sudah mengalir dikakinya, rasa sakit mulai terasa disekujur tubuh
ibuku, jika aku bisa berterimakasih, aku akan berterimakasih sebelumnya kepada
dirinya pada saat aku dalam kandungan. Dan saat itu aku benar-benar akan lahir
kedunia.
Ibuku
sudah tidak tahan lagi, dan disamping itupun dia memikirkan bagaimana para
dukun itu berhasil menemukan ibuku yang sudah tidak memiliki tenaga untuk
berlari kembali.
Entah
bagaimana ibuku dapat melahirkan ku, tetapi aku berhasil lahir dan ibuku sudah
tidak bernyawa karena kekurangan darah yang cukup banyak.
Taklama
kemudian setelah ibuku menutupkan matanya, para dukun berhasil menemukan kita,
dan aku sedang menangis saat itu. Jack menghampiriku, dan menggendongku dengan
bahagia. Aku mungkin akan dibunuhnya saat itu, tapi entah kenapa aku malah
dibawa pergi olehnya.
****
Aku
dibawa ketempat yang cukup gelap, beberapa dukun berdiri memakai jubah hitam,
sepertinya akan dilakukan sebuah ritual yang besar oleh mereka, entah aku pun
tidak mengerti saat itu karena aku baru saja lahir dan masih berlumuran darah
ibuku. Apapun saat itu, aku pasti merasakan kesedihan yang cukup dalam karena
pada saat aku lahir dihari itulah kedua orang tua ku meninggalkanku. Mereka
yang berada disekelilingku bukanlah orang-orang yang baik, aku tidak bisa
melawan mereka, aku tidak mengerti dunia saat itu.
“Bukankah
ini hal yang bagus?.” Jack Loarde berkata kepada salah satu tetua mereka
disitu, Lewis Rutterdvijck.
“Apa
yang akan kau perbuat dengan makhluk tak berdosa itu?.” Tanggap seorang Lewis.
“Entah
apapun itu, aku akan melakukan sebuah ritual besar kepada dewa kita.”
“Kau
akan memberikan anak itu kepada dewa kita?.” Lewis mulai tertarik dengan
pembicaraan Jack.
“Ayo
kita lakukan!.”
Berkumpul
lah para dukun tersebut mengelilingi aku yang sedang digeletakkan diatas tanah
berwarna merah. Mereka berkeliling dengan memegang obor dan membacakan
ayat-ayat yang tidak sama sekali aku mengerti.
Jack
berjalan menghampiriku, dan membawa buku besar yang sama persis dengan buku
yang dibacakan saat perjanjian ayahku dengannya dulu. Dia membacakan sebuah
ayat dengan suara yang menggelegar keras sehingga aku pun menangis karena
ketakutan saat itu. Betapa kesihannya diriku ketika aku lahir kedunia aku akan
dijadikan tumbal kepada dewa dukun sialan tersebut.
Langit
tiba-tiba menjadi gelap dan petir mulai menyambar salah satu pohon disekitar.
Sepertinya ritual tersebut sudah dimulai dan dewa mereka sudah datang untuk
memasuki tubuhku yang mungil saat itu. Angin mulai bertiup kencang, beberapa
obor mati karena tertiup oleh angin, bahkan Jack yang sedang membaca buku
tersebut pun terpental jatuh karena angin.
Sesuatu
yang amat besar pun merasuki tubuhku, sepintas hanya seperti kabut hitam yang
menggumpal seperti sebuah angin besar yang berputar dan masuk melalui mulutku
yang kecil itu. Semua yang berdiri disekitarku pun terpental jauh termasuk Jack
yang sudah menahan dirinya dengan memegang batang pohon pun tak kuasa untuk
melawan arus angin yang kencang. Suara tangisanku terpecah kencang dan secara
tiba-tiba suara tangin itu berubah menjadi suara auman besar dari makhluk aneh.
Iblis itu sudah masuk kedalam diriku.
“Apa
yang kau telah bacakan Jack?.” Tanya Lewis sambil menahan dirinya di batang pohon
yang cukup kuat.
“Aku
tidak tahu, aku membaca apa yang telah kau tulis dibuku ini.” Jack menjawab
nya.
“Bodoh!.”
“Apa
maksudmu, ini adalah hal yang bagus untuk umat kita kan?.” Dengan sombongnya
dan rasa angkuhnya, Jack merasa benar dengan apa yang telah dilakukannya.
“Tulisan
yang aku buat itu adalah tulisan untuk membangkitkan dewa penghancur!.”
“Apa
yang akan dia lakukan?.”
“Dia
akan menghancurkan kaum-kaum yang melakukan kejahatan untuk menemaninya
dineraka, termasuk kita!.” Lewis semakin teriak kesakitan karena ternyata ada
satu dahan pohon menusuk kedalam perutnya.
“Bagaimana
menghancurkannya?.”
“Hanya
aku dan jodoh anak itu kelak nanti!.” Seketika Lewis pun menghembuskan hafas
terakhirnya, dan melepaskan genggamannya dari pohon besar yang dia pegang.
Angin
pun berhenti dengan seketika, dan semua dukun pun tewas tertusuk dahan pohon,
tertimpa bangunan rumah, ataupun terbakar karena obor yang mereka hidupkan,
kecuali Jack yang terpental jauh dari tempat ritual tadi.
Jack
berjalan kesakitan menghampiri aku, sambil menahan luka yang cukup parah di
bahunya dan diwajahnya. Hampir saja dia mati, tapi entah kenapa dia masih dapat
bertahan hidup, keberuntungannya saat itu membuat dia bisa kembali bertahan.
“Bodoh, kenapa situa menuliskan hal tersebut dibuku itu.” Hati Jack merasa
kesal atas apa yang telah dilakukan oleh Lewis, namun sebenarnya karena sifat
keangkuhannya lah yang hampir membunuh dirinya sendiri.
****
Aku telah menjadi manusia setengah iblis
saat itu. Aku dijadikan sebagai perantara antara kehidupan dan kesengsaraan.
Aku tak bisa memilih yang lain, selain aku akan membalas dendam atas semua yang
telah menimpa diriku, dan aku bersumpah untuk selalu menghancurkan kaum
penggangu kehidupan manusia sesuai dengan kemauan iblis yang ada dalam tubuh ku
ini. Kalian merupakan bagian darinya? Matilah ditanganku!.
Ini siapa yang buat? :)
BalasHapusGue, @DeniLonge , kenapa ? terlalu frontal yah?
Hapus