Selasa, 04 Maret 2014

The Deal of a Cowboy - Kematian Jack Loarde 2#


-Kematian Jack Loarde 2#-
Tumpukan batu bukan jadi masalah baginya, ranting-ranting sudah tidak terasa didempal kakinya, sudah tidak sama sekali menghiraukan darah yang mengalir dikakinya. Itu terasa menyedihkan bagiku, ketika aku dalam rahimnya dan dia berlari sekencang-kencangnya untuk melarikan diri dari dukun yang kejam itu. Ibuku masih hidup, ibuku masih berlari kencang membawaku diperutnya. Dengan menggunakan gaun putih yang sudah lusuh terciprat darah dan terlumuri tanah disekitar gaunnya, sudah tidak terlihat seperti keindahan diawal ibuku memakainya. Menangis lah dirinya namun rasa takutnya membuat dia tidak boleh lemah, dia harus tetap menyelamatkan dirinya, terutama menyelamatkan diriku yang ada dalam rahimnya.
Cukup jauh dari perkampungan dia berlari semakin melemah, dia berlari sambil merasakan kesakitan karena usia kandunganku sudah cukup tua. Entah apa yang akan terjadi dipikirannya, hanyalah ingin tetap hidup yang terngiang dalam benaknya, tak sama sekali ingin melakukan hal yang lainnya. Antara kematian dengan bertahan hidup sangatlah berbanding tipis. Mungkin saja ibuku lelah dan berpengaruh terhadap kandungannya, aku pun langsung kembali menutup usiia dalam kandungannya, ataupun dapat bertahan hidup dalam kesendirian tanpa keluarga yang ternyata sudah punah.
Duduk lah dia disebuah bukit dekat pohon yang sudah mati, hanya bersisakan dahan dan rantingnya. Merasakan mual bukan hal yang biasa saat memiliki kandungan, saat itu dia merasakan mual yang luar biasa, biasanya bisa tertahankan akan tetapi pada saat itu dia sama tidak bisa sama sekali menahan rasa mualnya, kemungkinan aku akan lahir pada saat itu, tetapi ibuku tidak ingin dia melahirkan ku pada saat itu, bukan karena keadaannya sedang dalam bahaya, tetapi dia tidak sama sekali mengerti tentang melahirkan anak, karena aku adalah anak pertamanya.
Ternyata benar, darah sudah mengalir dikakinya, rasa sakit mulai terasa disekujur tubuh ibuku, jika aku bisa berterimakasih, aku akan berterimakasih sebelumnya kepada dirinya pada saat aku dalam kandungan. Dan saat itu aku benar-benar akan lahir kedunia.
Ibuku sudah tidak tahan lagi, dan disamping itupun dia memikirkan bagaimana para dukun itu berhasil menemukan ibuku yang sudah tidak memiliki tenaga untuk berlari kembali.
Entah bagaimana ibuku dapat melahirkan ku, tetapi aku berhasil lahir dan ibuku sudah tidak bernyawa karena kekurangan darah yang cukup banyak.
Taklama kemudian setelah ibuku menutupkan matanya, para dukun berhasil menemukan kita, dan aku sedang menangis saat itu. Jack menghampiriku, dan menggendongku dengan bahagia. Aku mungkin akan dibunuhnya saat itu, tapi entah kenapa aku malah dibawa pergi olehnya.
****
Aku dibawa ketempat yang cukup gelap, beberapa dukun berdiri memakai jubah hitam, sepertinya akan dilakukan sebuah ritual yang besar oleh mereka, entah aku pun tidak mengerti saat itu karena aku baru saja lahir dan masih berlumuran darah ibuku. Apapun saat itu, aku pasti merasakan kesedihan yang cukup dalam karena pada saat aku lahir dihari itulah kedua orang tua ku meninggalkanku. Mereka yang berada disekelilingku bukanlah orang-orang yang baik, aku tidak bisa melawan mereka, aku tidak mengerti dunia saat itu.
“Bukankah ini hal yang bagus?.” Jack Loarde berkata kepada salah satu tetua mereka disitu, Lewis Rutterdvijck.
“Apa yang akan kau perbuat dengan makhluk tak berdosa itu?.” Tanggap seorang Lewis.
“Entah apapun itu, aku akan melakukan sebuah ritual besar kepada dewa kita.”
“Kau akan memberikan anak itu kepada dewa kita?.” Lewis mulai tertarik dengan pembicaraan Jack.
“Ayo kita lakukan!.”
Berkumpul lah para dukun tersebut mengelilingi aku yang sedang digeletakkan diatas tanah berwarna merah. Mereka berkeliling dengan memegang obor dan membacakan ayat-ayat yang tidak sama sekali aku mengerti.
Jack berjalan menghampiriku, dan membawa buku besar yang sama persis dengan buku yang dibacakan saat perjanjian ayahku dengannya dulu. Dia membacakan sebuah ayat dengan suara yang menggelegar keras sehingga aku pun menangis karena ketakutan saat itu. Betapa kesihannya diriku ketika aku lahir kedunia aku akan dijadikan tumbal kepada dewa dukun sialan tersebut.
Langit tiba-tiba menjadi gelap dan petir mulai menyambar salah satu pohon disekitar. Sepertinya ritual tersebut sudah dimulai dan dewa mereka sudah datang untuk memasuki tubuhku yang mungil saat itu. Angin mulai bertiup kencang, beberapa obor mati karena tertiup oleh angin, bahkan Jack yang sedang membaca buku tersebut pun terpental jatuh karena angin.
Sesuatu yang amat besar pun merasuki tubuhku, sepintas hanya seperti kabut hitam yang menggumpal seperti sebuah angin besar yang berputar dan masuk melalui mulutku yang kecil itu. Semua yang berdiri disekitarku pun terpental jauh termasuk Jack yang sudah menahan dirinya dengan memegang batang pohon pun tak kuasa untuk melawan arus angin yang kencang. Suara tangisanku terpecah kencang dan secara tiba-tiba suara tangin itu berubah menjadi suara auman besar dari makhluk aneh. Iblis itu sudah masuk kedalam diriku.
“Apa yang kau telah bacakan Jack?.” Tanya Lewis sambil menahan dirinya di batang pohon yang cukup kuat.
“Aku tidak tahu, aku membaca apa yang telah kau tulis dibuku ini.” Jack menjawab nya.
“Bodoh!.”
“Apa maksudmu, ini adalah hal yang bagus untuk umat kita kan?.” Dengan sombongnya dan rasa angkuhnya, Jack merasa benar dengan apa yang telah dilakukannya.
“Tulisan yang aku buat itu adalah tulisan untuk membangkitkan dewa penghancur!.”
“Apa yang akan dia lakukan?.”
“Dia akan menghancurkan kaum-kaum yang melakukan kejahatan untuk menemaninya dineraka, termasuk kita!.” Lewis semakin teriak kesakitan karena ternyata ada satu dahan pohon menusuk kedalam perutnya.
“Bagaimana menghancurkannya?.”
“Hanya aku dan jodoh anak itu kelak nanti!.” Seketika Lewis pun menghembuskan hafas terakhirnya, dan melepaskan genggamannya dari pohon besar yang dia pegang.
Angin pun berhenti dengan seketika, dan semua dukun pun tewas tertusuk dahan pohon, tertimpa bangunan rumah, ataupun terbakar karena obor yang mereka hidupkan, kecuali Jack yang terpental jauh dari tempat ritual tadi.
Jack berjalan kesakitan menghampiri aku, sambil menahan luka yang cukup parah di bahunya dan diwajahnya. Hampir saja dia mati, tapi entah kenapa dia masih dapat bertahan hidup, keberuntungannya saat itu membuat dia bisa kembali bertahan. “Bodoh, kenapa situa menuliskan hal tersebut dibuku itu.” Hati Jack merasa kesal atas apa yang telah dilakukan oleh Lewis, namun sebenarnya karena sifat keangkuhannya lah yang hampir membunuh dirinya sendiri.
****
Aku telah menjadi manusia setengah iblis saat itu. Aku dijadikan sebagai perantara antara kehidupan dan kesengsaraan. Aku tak bisa memilih yang lain, selain aku akan membalas dendam atas semua yang telah menimpa diriku, dan aku bersumpah untuk selalu menghancurkan kaum penggangu kehidupan manusia sesuai dengan kemauan iblis yang ada dalam tubuh ku ini. Kalian merupakan bagian darinya? Matilah ditanganku!.

2 komentar: