Rabu, 02 April 2014

Koloni Berdasi


            Halaman bumi yang nyata sangat mudah di enyam para pendatang koloni sipit dengan dasi yang menggantung di dada. Baik itu berbentuk tertulis dengan setongkat pena dan seikat kumpulan koran asuransi dan berbagai macam kumpulan kontrak kerja dengan institusi negara Pahit Manis. Untuk sebuah kota yang berlapis polusi udara dan coretan Vandalisme yang membuat koloni ber-idealisme sparatis menghidupkan kawanan Banksy yang membuat Inggris menjadi lebih berpolitik dalam berseni. Dan bagaikan kumpulan sampah-sampah dalam kantong mereka untuk membuat setumpuk batu bata dan berseri rapi gulungan kabel-kabel listrik menjajah bumi dan menghanguskan para awak negeri yang mungkin bisa membangun suasana berbeda jika kawanan berdasi menceritakan akal pikiran nya dari isme-isme dan politik-politik uang mereka sebagaimana pepatah yang melakukan kebijakan untuk berkata setimpal dengan kenyataan ini. Semua mengerti akan kotoran-kotoran dalam koran berdasi itu hanya untuk membangun negara nya dengan mengggunakan sinar lampu dan sepotong ikan salmon segar bernama wasabi atau sekental kecap asin untuk mengingatkan bahwa aku ini bukan menisan asam dalam dunia politik mu.
            Atas nama mereka yang membuat pagi itu lebih suci dari surga. Ataukah mereka yang membuat masalah dengan sepanjang nya meja-meja dan para koloni berayat menerpa dalam secarik kertas dan media elektronik  untuk satu tujuan menindas akan sosialisme  rakyat dalam negeri saat mereka mengerti bahwa aku adalah bukan sekumpulan gajah berjalan dalam semut-semut hitam menghalangi jalan amazon berhantu kepala memancar satu mata dalam ihtidal mereka berkata aku adalah sensorik dalam saraf kehidupan memudahkan segumpal kertas dan kumpulan kartu bersimbolis uang....uang....dan uang.
            Serambi tirai alam surga dalam bilik reruntuhan serpihan didinding neraka mencekam kelam tulisan-tulisan anak negeri dengan memperbudakan tulang-belulang iga dan gulungan argumentasi bahwa mereka adalah pembuat masa depan dalam kecerahan membohongi merah putih dengan segala simbolis-simbolis kepercayaan dalam pagi mulia dan dalam pagi mereka berjalan menggenggam segulungan  kontrak bertutup koper di matahari yang membimbing ceria umat yang berkepribadian kebohongan-kebohongan untuk membangun negeri Pahit Manis untuk simbolis parasitisme atau isme-isme mereka berkata didepan gedung-gedung berlapis anak-anak negeri yang sangat mudah terpancing hanya dari setongkat pena dengan lamaran-lamaran murahan yak sesuai dengan pajak ppn dalam pulsa-pulsa yang sering berkeliaran di media elektronik 20 inci hasil buah tangan manusia matahari dari pagi.
            Indahnya dunia dalam kota kebodongan politisi berkedok puisi secarik kertas yang penuh dengan prostetusi, dengan menggunakan arti kooperatif dan sebuah pengertian bahwa aku ini penjilat harta tahta dan perusak impian pembangunan kota-kota oleh tangan pribumi.
find out : http://spartzartwork.wordpress.com/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar