Natural Selection
Sudah
bukti nyata bahwa seleksi membuat elemen yang terkecil selalu kalah dengan yang
besar. Menjadikan kekuatan yang lemah menjadi lemah, dan yang kuat menjadi
kuat. Tidak begitu mudah untuk manusia melewati hal tersebut, selalu saja ada
tantangan, halangan, dan hantaman dari musuh lainnya. Bahkan seorang ilmuwan
pun harus berfikir beribu-ribu kali tentang hipotesis tersebut, seperti hal nya
Darwin dengan bukunya, ataupun dengan ilmuwan yang membuktikan tentang
peradaban masa lampau. Hipotesis tersebut gue llustrasikan dalam gambar yang
gue buat, tentang Seleksi Alam yang nyata tentang bagaimana proses kehidupan
berlangsung. Bagaimana seorang manusia yang besar dapat merusak tulang belulang
musuhnya yang terlihat kecil, ataupun seekor Singa, sang raja hutan yang bisa
menjadikan budak nya seperti debu dari tulang yang dihancurkan.
Semua
seperti ketidak adilan, dari semut yang kecil dan berusaha hidup bersosialitas
namun tetap saja hanya dengan siraman air dan tiupan angin mereka bisa hancur
begitu saja oleh makhluk yang lebih besar dari mereka. Ketidak adilan tersebut
tidak bisa lepas dari norma yang berlaku. Namun mungkinkah adanya peraturan
tersebut, selain dari peraturan nurani yang ada. Hal itupun mengandung makna
silogsme yang penting untuk kehidupan sosial, dan semua aspek-aspek hipotesis
mengandung silogisme lain dengan hipotesis lainnya.
Natural
Selection sama seperti ketidak adilan yang dibenarkan, tak pernah kah kalian
melihat para kaum bangsawan selalu memperbudakan orang-orang miskin, ataupun
mereka yang memiliki tahta selalu menjadikan kesengsaraan terhadap orang miskin
adalah sebuah kesenangan bagi mereka. Seorang Raja selalu benar dan semua harus
tunduk terhadapnya, bukankah hal tersebut adalah ketidak adilan yang nyata, ataupun
seorang putri raja yang tidak boleh bergaul dengan berandalan kota yang selalu
dipandang sebelah mata oleh penduduk kursi parlemen. Padahal jika kalian
mengerti tentang sistem kedudukan di bidang Religion, manusia dengan manusia
lainnya adalah insan yang sederajat, hanya yang membedakan adalah keimanan
mereka. Itu yang akan menjadi pembahasan yang nyata dari topik tentang Natural
Selection ini.
Mungkin
hal tersebut sudah ditakdirkan oleh garis kehidupan Timeline, sudah tidak bisa dihapuskan lagi. Alam memang selalu
memiliki sifat yang khas yaitu selalu memiliki sifat timbal balik apa yang
telah diberikan kepada mereka, mereka pun akan memberikan sesuatu yang setimpal
pula terhadap apa yang telah mereka dapat. Sama dengan apa yang ditakdirkan
dengan kehidupan, selalu terjadi sama dengan apa yang terjadi dalam past and future, selalu berkesinambungan
dan tidak akan pernah putus sampai terhenti di satu titik ujung.
Mereka
yang merasa dirinya besar akan percaya diri untuk melawan sesuatu yang ingin
dia hancurkan, mereka yang merasa kecil akan takut terhadap mereka yang merasa
besar, maka dari itu banyak sekali seseorang yang merasa dirinya sudah mapan
selalu ingin meraih sesuatu yang lebih tinggi namun pada akhirnya mereka
terjatuh dan sakit, ataupun mereka yang merasa dirinya kecil dan remeh didunia
ini selalu menengadahkan tangan kepada orang-orang yang dianggap mereka besar
dan mengharapkan belas kasih dari mereka. Itu semua percuma mereka lakukan jika
kedua hal tersebut saling terputus. Apa salahnya jika seseorang yang merasa
dirinya besar itu memanfaatkan orang kecil untuk bekerja sama dengan mereka dan
menggapai bersama-sama mimpi tinggi mereka tersebut, semua akan lebih kondusif
dan tidak ada rasa status sosial yang tinggi ataupun rendah.
Tidak
semua orang mempercayai hipotesis yang gue buat ini, semua hanya mengharapkan
lebih dari yang mereka dapat dan tidak pernah melihat sekeliling nya yang
sedang berjuang dalam kehidupan yang vhana ini, membuat mereka yang kuat dapat
dengan mudah menyingkirakan yang kecil dihadapan mereka. Coba lihat sekeliling
kalian yang tidak pernah memperhatikan lingkungannya, contohnya sebuah rumah
besar dan mewah membuang sampah rumah tangga nya ketempat kumuh dan banyak
orang-orang miskin tinggal di tempat kumuh tersebut untuk mendapatkan sisa-sisa
dari limbah dari orang yang memiliki kehidupan mewah.
***
Maka
dari itu, sebelum dunia ini hanya menjadi dedaunan yang runtuh dan kita menjadi
anai-anai yang terbang dan mati, kita harus menghancurkan sistem yang kita
pikirkan itu dan rubah menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Untuk mereka
yang merasa dirinya besar dan dapat dengan mudah menjatuhkan mereka yang lemah,
hukuman yang setimpal akan terjadi terhadap mereka, bukankah perkara yang mudah
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara saling merangkul satu
sama lain untuk melanjutkan kehidupan yang saling berkesinambungan, berhubungan
dan saling mendorong satu sama lain agar semua status sosial didunia ini tidak
seperti alur kunung yang sulit dan terjal dan penuh dengan lika-liku,sehingga
sulit mencari sesuatu yang lurus dan mudah dilewati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar